Kamis, 30 November 2017

Rindu Kami Kepada Ibu Ani Yudhoyono


Sosok Ibu Negara memang memiliki karakter masing-masing. Mulai dari Ibu Fatmawati, Ibu Negara era Sukarno, sampai Iriana Jokowi, Ibu Negara era pemerintahan Jokowi, punya ciri khas masing-masing. Namun, satu yang paling berkesan bagi saya adalah masa-masa saat Ibu Ani Yudhoyono menjadi Ibu Negara Indonesia.

Menjadi Ibu Negara bukan berarti Ibu Ani cuma sekadar mendampingi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ibu Ani punya seabrek kegiatan sendiri, utamanya kegiatan sosial yang bertemakan pemberdayaan perempuan Indonesia. Dalam melaksanakan aktivitas sosialnya Ibu Ani bersama-sama para istri Menteri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk suatu perkumpulan dengan nama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Tujuannya untuk membantu masyarakat, terutama kaum perempuan dan anak-anak yang kurang beruntung.

Inisiatif  dan upaya Ibu Ani ini telah menjadi menjadi satu kekuatan transformatif yang memiliki efek ganda atas peningkatan literasi masyarakat, pendidikan perempuan dan anak. Dengan program-programnya itu Ibu Ani turut mendorong perempuan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan peluang baru dalam kehidupan.

Salah satu yang paling saya ingat adalah saat Ibu Ani Yudhoyono menerima penghargaan kehormatan “Tokoh Pemberdayaan Perempuan dalam bidang Pendidikan” dari L’Oreal-UNESCO For Women in Science, pada tahun 2013. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap komitmen dan kontribusi Ibu Ani untuk meningkatkan taraf hidup perempuan dan anak-anak di Indonesia. Ibu Ani sudah mencurahkan usaha luar biasa dalam rangka memajukan pendidikan, terutama bagi perempuan di Indonesia. Ada banyak program yang dicanangkan Ibu Ani, seperti: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, dan Indonesia Peduli.

Program Indonesia Pintar contohnya dilakukan dalam bentuk penyediaan Motor Pintar, Mobil Pintar, Kapal Pintar sebagai sarana bergerak untuk menyediakan buku-buku bacaan bagi anak-anak secara gratis. Juga didirikan rumah pintar yang menyediakan buku bacaan untuk anak-anak secara gratis. Dengan cara itu, anak-anak dimaksudkan akan dapat belajar sambil bermain tanpa harus berjalan jauh dari rumah mereka.

Namun aksi nyata Ibu Ani bukan semata-mata di bidang pendidikan. Ibu Ani bersama gerakan perempuan Indonesia juga mendorong serta mengembangkan UKM dan Kredit Mikro Indonesia melalui program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (PERKASSA)) dan Indonesia Kreatif. Atas komitmen ini, Ibu Ani mendapat penghargaan berupa Pin Emas dari M. Yunus, seorang penerima Nobel Perdamaian tahun 2006 dan pendiri Grameen Bank, Bangladesh.

Di bidang pelestarian lingkungan, Ibu Ani juga ambil bagian. Berawal dari kebersamaan 7 Organisasi perempuan yaitu: SIKIB, Tim Penggerak PKK, KOWANI, Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, Dharma Pertiwi dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB) dibentuklah Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP). Gerakan ini berusaha mewujudkan Komitmen Gerakan Perempuan Indonesia yang diprakarsai oleh Ibu Ani.

Komitmen nyata dari kebersamaan 7 organisasi ini bertujuan agar masyarakat luas bisa berdaya dan memiliki budaya gemar menanam pohon dan memelihara pohon. Tujuan akhirnya adalah partisipasi aktif dalam memperkuat Ketahanan Pangan Nasional. Salah satu apreasiasi atas komitmen ini adalah Ibu Ani mendapat penghargaan berupa Certificate of Global Leadership dari The United Nations Environment Program (UNEP). Saya yakin masih banyak deretan penghargaan yang Ibu Ani terima yang luput dari pengetahuan saya.

Dengan seabrek kegiatan ini, Ibu Ani kerap wara-wiri dalam pemberitaan media massa Indonesia. Tetapi wara-wiri ini elegan dan subtansi. Maksudnya, saya tidak pernah membaca berita-berita yang membahas aktivitas Ibu Ani yang berbau “pencitraan”: misalnya duduk di kelas ekonomi saat naik pesawat, belanja ini-itu di pasar, atau potongan rambutnya yang terbaru.

Seingat saya, Ibu Ani biasanya menyapa publik saat membuka acara bertema perempuan dan pelestarian budaya Indonesia. Kerap kali Ibu Ani muncul untuk memperkenalkan buku-bukunya ke hadapan publik. Melalui buku-bukunya Ibu Ani turut menyosialisasikan betapa kayanya Indonesia akan batik, tenun, keanekaragaman hayati, dan tentu saja semangat pemberdayaan perempuan. Saya pribadi, senang membaca berita-berita itu. Karena setiap kali Ibu Ani muncul, senantiasa ada pesan-pesan positif yang Ibu Ani sampaikan.

Tetapi waktu terus bergulir. Masa pengabdian Ibu Ani sebagai Ibu Negara sudah selesai. Tetapi pengabdiannya sebagai tokoh perempuan Indonesia belum berakhir. Di samping kegiatannya bersama keluarga, sekali-sekali saya masih membaca aktivitas sosial Ibu Ani bersama SIKIB.

Akhir kata, sebagai perempuan Indonesia, saya ucapkan terima kasih atas pengabdian Ibu Ani selama ini. Hanya doa yang bisa saya panjatkan, semoga Ibu Ani sekeluarga terus berada dalam lindungan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar